Bali
To Remember
Oleh:
Nargis
Cahya Kumala D.G
9E/32
DINAS
PENDIDIKAN KOTA MALANG
SMP
NEGERI 20 Malang
Sekolah
Standar Nasional (SSN)
Jl.Raya
Tumenggung Suryo
No.38
Malang
No
Telp : 0341-491806
Tahun
Pelajaran 2011/2012
Kata Pengantar
Puji
syukur saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia yaitu
membuat Cerpen dan mengumpulkan dengan tepat waktu. Saya berusaha membuat dan
memberikan yang terbaik untuk menyelesaikan tugas ini.
Ucapan
terima kasih saya ucapkan kepada :
· Orang
tua saya yang selalu mendukung dan menyemangati saya
· Guru
pembimbing saya ,Ibu Sri lestari
· Teman-teman
yang telah membantu saya
· Kakak
saya yang telah membantu saya
Harapan
saya semoga cerpen ini bisa diterima ,mendapatkan nilai yang memuaskan dan
dapat dimanfaatkan dan disenangi bagi seluruh pembaca cerpen yang kami hormati.
Malang,23
Nopember 2011
Nargis Cahya
Kumala D.G
Daftar Isi
Kata Pengantar :
Hal 2
Daftar Isi :
Hal 3
Cerpen :
Hal 4-11
Analisis Cerpen :
Hal 12-17
Biodata Penulis :
Hal 18
Bali
To Remember
Ujian
udah selesai.Seminggu lagi aku liburan. Aku ingin sekali liburan karena ingin
refreshing dan melepas penat dari kesibukku selama 1 bulan ini menyiapkan ujian
kenaikan kelas.Untuk menentukan tempat liburanaku berlari menghampiri ayah yang
sedang duduk di depan tv liat acara kesukaannya. “Yah, bentar lagi kan liburan,
jalan-jalan yuk. Bosen nih nanti di rumah terus. Aku juga pengen refreshing.”
“Kalok ayah sih ayo-ayo aja. Emangnya kamu pengen pergi ke mana?” Kata ayah
kepadaku. “Ke mana aja we yah, yang penting liburan. Aku pengennya sih ke
tempat-tempat seru yang kita belum pernah kesana.” “Yaudah, rencanain sana sama
kakak mau liburan ke mana.” Lalu aku menghampiri kakak yang lagi belajar sambil
dengerin radio. “Kak, liburan yuk, aku bosen di rumah, aku juga pengen
refreshing.” “Ayo, kemana enaknya?” aku dan kakakpun bersama-sama memikirkan
tempat yang pas untuk liburan kami. “Ke Bali aja, kita kan belum pernah ke
sana. Lagipula disana kan seru, asyik, banyak tempat wisatanya. Gimana setuju
gak?” kata kakak kepadaku. “Ide bagus tuh. Ayo, aku setuju.” “Hahaha bagus kan
ideku?” “Iya-iya bagus.” “Yaudah sekarang kita tanyak mama sama eyang (sebutanku
untuk ibunya mama) mau apa enggak liburan.”
Aku dan kakak menghampiri mama dan eyang yang
lagi asik ngobrol tentang sinetron kesukaan eyang. “Ma, liburan yuk sekalian
refreshing.” Kata kakak pada mama. “Emang kamu pengen pergi ke mana?” “Ke Bali.
Aku kan belum pernah ke sana ma. Ayoa ma?” Rengekku pada mama. “Mama sih
ayo-ayo aja, tapi tanyak eyang dulu mau apa enggak.” “Yang, liburan yuk.” Kata
kakak pada eyang. “Aduh...... gak usah lah aneh-aneh ae.Badan eyang ini sakit
semua.Males eyang pergi-pergi.” Mukaku seketika itu langsung mengkerut dan
berubah seperti lampu yang awalnya terang tiba-tiba cahayanya menjadi redup.
Lalu aku memikirkan cara agar eyang mau jalan-jalan. Dengan diam diri sejenak,
tiba-tiba aku mendapat ide. “Eyang kan sayang banget sama tante Ari,kenapa gak
aku ajak aja ya?Kalok ada tante Ari, pasti kan ada dek Ovi sama dek
Bimo.Lumayan juga buat temen.Eyang nanti pasti juga mau pergi.”gumamku dalam
hati. Tante Ari adalah sebutanku untuk anak eyang yang terakhir yang mempunyai
2 anak yaitu dek Ovi dan dek Bimo. Lalu aku bicara pada eyang tentang rencanaku
ini. “Yang,kita ajak sekalian aja tante Ari,dek Ovi sma dek Bimo.Pasti tambah
seru,rame.Aku juga jadi punya banyak temen.Lagi pula mereka juga belum pernah
ke sana.Eyang mau ya.Setahun sekali lho yang.Jarang-jarang ada kesempatan kayak
gini.Mereka pasti mau kalok ada eyang” “Yawes eyang mau wes.”kata eyang
kepadaku. Hati senang sekali mendengar eyang mau pergi. Wajahku kembali seperti
lampu redup lalu terang lagi dan bahkan lebih terang dari sebelumnya. Lalu aku
bilang pada ayah dan ayah mau liburan.
Meskipun liburan 1
minggu lagi, aku sudah mempersiapkan barang-barang dan perlengkapanku selama di
Bali nanti. Aku juga sudah menelpon tante Ari agar mereka juga bersiap-siap dan
mempersiapkan baju dan peralatan lain untuk ke Bali. Aku meminta agar tante Ari
datang ke rumahku sehari sebelum kami berangkat ke Bali.
Setelah 1 minggu
berlalu, akhirnya liburan telah datang. Aku akan pergi ke Bali besok malam.
Tante Ari dan anak-anaknya pun sudah ada di rumahku. Selain itu besok juga hari
yang bahagia buat aku, karena aku akan berulang tahun yang ke 13. Rasanya tak
sabar aku buat besok. Malam hari sebelum keberangkatanku, aku melihat dan
mempersiapkan lagi barang-barang keperluan selama aku di Bali.
Keesokan harinya pagi-pagi setelah aku habis mandi,
tiba-tiba mama, ayah, eyang, kakak, dek Ovi dan dek Bimo bernyanyi lagi selamat
ulang tahun. Aku kaget sekali. Rasanya hatiku senang sekali dengan kejutan yang
mereka buat. Setelah bernyanyi aku disuruh tiup lilin dan potong kue. Setelah
aku membuat harapan, aku memotong kue dan memberikan keu pertamaku untuk eyang
karena eyang yang paling tua. Lalu mama mengucapkan selamat padaku. “Selamat
ulang tahun ya sayang.Semoga panjang umur,sehat selalu,tambah pimter,gak
nakal.”sambil mama mencuim keningku. “Makasih ya ma.” Yang lain juga
mengucapkan selamat kepadaku. “Sekarang kamu tutup mata”kata mama kepadaku.
“Kenapa ma?”tanyaku penasaran. “Udahlah tutup aja.”kata ayah. “Udah sekarang
kamu buka mata.”kata mama. Aku kaget sekali melihat hadiah ulang tahun dari
mama, ayah, dan adek-adekku. “Makasih ya semunya.” Dengan rasa bahagia aku
membuka 1 per 1 hadiah-hadiah tersebut. Mama dan ayah memberi boneka panda. Dek
Ovi dan Bimo memberi buku harian yang bergambar hello kitty yang lucu. “Lucu
banget ma bonekanya.Makasih ya.” “Sama-sama sayang.”kata mama padaku. “Makasih
ya dek.” “Iya mbak.”kata dek Ovi padaku.
Tak terasa ternyata sudah malam. Waktunya aku berangkat.
Rasanya berat meninggalkan rumah. “Tapi nanti kan balik lagi” pikirku. Di
perjalanan aku senang sekali rasanya. Akhirnya aku bisa pergi ke Pulau Bali,
Pulau yang selama ini aku ingin pergi ke sana. Di perjalanan aku melihat lampu
yang kelap-kelip. Karena kecapekan, akhirnya aku ketiduran. Tiba-tiba aku
dibangunin mama. “Dek,bangun ayo makan Pop Mie dulu biar anget.” “Ngapain
ma?Aku masih kenyang.” “ Kita nemenin ayah,kasian ayah ngantuk jadi minum kopi
dulu.” “Iya ma.” Sambil setengah ngantuk, aku mbangunin adek-adek yang
ketiduran juga buat makan pop mie. Sambil setengah ngantuk, aku keluar mobil
dan makan pop mie. “Ini di mana ma?Kok sepi?Tapi banyak lampunya.Bagus lagi.”tanyaku
pada mama. “Ini di daerah Paiton dek.” “Paiton yang pembangkit listrik pakek
tenaga uap itu a ma?” “Iya bener.Ayo dihabisin popmienya biar perutmu anget.”
Setelah puas makan, aku melanjutkan perjalanan. Akhirnya aku sampai juga di
Pelabuhan Ketapang,Banyuwangi. Pelabuhan ini adalah pelabuhan untuk kita
menyebrang ke Pulau Bali. “Aduh kok lama ya?Macet lagi.”keluhku. “Udahlah
nikmati aja namanya juga liburan ,jelas aja kalok padet.”kata mama kepadaku.
Setelah menunggu hampir 2 jam,akhirnya aku mobilku masuk juga ke dalam kapal.
Karena penasaran dengan
keadaan kapal, aku mengajak mama melihat-lihat kapal. “Ma,liat kapal yuk.”
“Ayo” kata mama kepadaku. “Ayo dek ikut liat kapal.” Aku, mama, dek Ovi, dek
Bimo pergi ke luar mobil untuk melihat-lihat keadaan kapal. “Wuihhh besarnya
kapalnya.”kata dek Bimo padaku. “Iya dek, laute juga bagus ya.” “Mbak-mbak
liaten a ada kapal lewat, bagus ya.”kata dek Ovi padaku. “Iya dek,bagus ya.Ma,
lama-lama aku kok pusing ya di sini?”kataku pada mama. “Iya mbak,aku juga
pengen muntah.” “Kalian gak biasa.Mabuk laut kalian.Ayo balik ke
mobil.pelan-pelan ya turun tangganya licin soalnya.Nanti di mobil di kasih
minyak angin.” “Iya ma.”kataku pada mama.
Setelah 2 jam
perjalanan di laut, akhirnya aku sampai juga di Bali. “Wuihhh Bali bagus
ya.Pemandangannya bagus, asri lagi.”kataku pada kakak. ”NDESO !”kata kakak
padaku yang sedikit nyelekit dan sakit di hati. Tepat pukul 06.30, akhirnya aku
sampai juga di Pantai Sanur Bali. Di sana banyak anjing yang berkeliaran. Di
sana juga ada tempat peminjaman sepeda motor dan sepeda pancal biasa. Di Pantai
Sanur keadaannya ramai. Banyak rombongan yang datang dari luar kota untuk
melihat keindahan Pantai Sanur. Di Pantai Sanur juga ada peminjaman ban dan
pelampung bagi siapa saja yang mau renang. “Wihhhh bagusnya pantainya, tapi kok
gak kayak di tv-tv ya? Di tv-tv keliatannya kayak buagus, bersih gitu. Tapi di
sini bagus sih ,tapi sayang kotor. Banyak anjingnya lagi.”kataku pada dek Ovi.
“Iya mbak,beda jauh ya kayak yang di tv tk kira gimana gitu pantai Sanur itu ,
ternyata kayak gini toh.” “Tapi bagus juga kok pemandangannya jadi gak nysel
deh ke sini.”kataku pada dek Ovi. “Ombaknya juga bagus kok.”sahut kakak padaku.
“Iya,asik yo ombak’e.Maleh pengen renang.” “Yah foto-foto yuk.”kata kakak pada
ayah. “Ayo,ambil posisi ya.” Setelah puas berfoto-foto di Pantai Sanur untuk
yang pertama kalinya, aku dan keluargaku melanjutkan perjalanan kami. Tujuan ke
dua kami adalah mencari sarapan. Setelah puas makan, aku melanjutkan perjalanan
ke Pantai Nusa Dua Bali. Di pantai itu surganya para penyuka permainan air. Ada
banana boat, jetski, dan masih banyak lagi. Setelah sampai di sana, ayah
langsung meminjam kapal untuk menyebrang ke Pulau Penyu. Di sana terdapat
berbagai macam hewan. Di perjalanan menuju pulau penyu,aku dan keluargaku
berfoto-foto mengabadikan momen ini. “Yah, aku boleh pinjem handycam?Aku mau
wawancara sama mengabadikan.Boleh ya yah.Ayah bawak kan?” “Oooo ya bawak
dong.”sambil menyodorkan handycam padaku. Lalu aku menyalakan handycam dan
mulai melakukan penyutingan. “Yah sekarang saya Nargis di sini. Sekarang kami
sedang menuju ke Pulau Penyu. Di sana pulaunya para hewan. Penasaran sih gimana
bagusnya Pulau Penyu.Apakah sama seperti yang ada di tv-tv?Kita saksikan ya
sebentar lagi.”lalu aku menutup dan mematikan handycam. “Kamu bagus dek jadi
presenter apa reporter.”kata mama padaku. “Gak mau ma, aku kan pengennya jadi
dokter bukan jadi presenter.” “Ya gak papa buat hobi aja dek.” “Moh ah ma,gak
minat aku.”kataku pada mama.
Akhirnya kami sampai
juga di Pulau Penyu. “Wihhhhh ternyata asik ya di Pulau ini.”kataku pada kakak.
“Wihhh penyunya masih kecil-kecil on.” “Iya,lucu ya.” “Pak,penyunya nggigit
gak?”kata dek Bimo pada pawang penyu. “Enggak kok.ini udah jinak.Kamu mau
pegang?” “Gak mau pak takut hehehe.”kata dek Bimo pada pawang penyunya. “Pak
aku mau pegang.Tapi yang kecil aja.”kataku pada bapak pawang penyu. Lalu pawang memberi aku penyu kecil yang
lucu.“Aku juga pak.”kata dek Ovi. “Aku juga pak,tapi jangan besar-besar.”kata
kakak. “Wihhh ternyata gini toh cangkangnya penyu.Lucu ya.” “Dek,masak kamu gak
berani pegang penyu?Penyunya lho gak gigit.Pegangen bentar a .Masak cowok gak
berani pegang?”kataku pada dek Bimo yang penakut dan selalu tidak mau mencoba
dulu. “Gak mau mbak takut aku beneran sumpah.” “Wah cemen luh.Jadi cowok itu
yang gentle dong.” Lalu aku memanggil
ayah untuk minta tolong difotokan dengan penyu kecil. “Yah,fotoin aku sama
penyu yah.” Setelah berfoto,aku meletakkan penyunya lagi ke dalam kandangnya.
“Liat ke sana yuk.”ajak dek Ovi padaku dan kakak. “Mama gak ikut masuk?”kataku
pada mama. “Enggak ,mama nemenin eyang-eyang kasian kecapekan nanti”. “Aku ke
sana ya ma.”kataku pada mama. “Oh ternyata ini tempat penyu besarnya
toh.Besar-besar ya.”kataku pada kakak dan dek Ovi. ”Kira-kira umurnya udah
berapa ya?Pasti udah tua.Tapi medeni ya yang besar.”kata kakak. “Kamu berani
pegang a ?”kata ayah pada kami ber-3. “Aku berani yah.Sekalian di foto ya.”
Kataku pada ayah. Setelah foto dengan penyu dewasa, aku berfoto dengan ular
piton bewarna kuning yang bertubuh besar. “Ayo foto sama burung elang sama
cendrawasih.”kata kakak padaku dan dek Ovi. Setelah puas berfoto-foto dan
berjalan-jalan di Pulau Penyu, kami kembali ke Pantai Nusa Dua untuk bermain
wahana air yang cukup menegangkan.
“Mesti ya lebih cepet pulnag dari pada
berangkat.”kataku pada semua. “Iya i ,mesti gitu ya mbak.”kata dek Ovi.”Tadi
kayaknya kita berangkat setengah jam lebih hampir 1 jam.Sekarang kayak cuma 15
menit.” “Iya mbak.”kata dek Ovi. “Ayo main.” Ajak kakak. “Kamu pengen maen apa
kak?” “Aku pengen maen banana boat,pengen ngerasakno aku.Asline aku juga pengen
maen jetski lha tapi aku gak isa.”kata kakak padaku. “Bilango ayah dek,buat
beli tiket.”kata kakak padaku. Lalu aku mengampiri ayah yang sedang melihat
pemandangan Pantai Nusa Dua. “Yah,aku pengen maen.” “Maen apa?” “Banana boat
sama yang terbang naek ke atas itu,yang kayak di tv-tv itu lho yah.”kataku pada
ayah. “Yaudah tunggu bentar,ayah beliin karcisnya.” Lalu aku kembali menemui kakak.
Tiba-tiba ayah datang dan membawa karcisnya. “Makasih yah.... .”kataku sama
kakak. “Iya.”kata ayah.
Aku menemui mas yang
memandu permainan. ”Mas,ini tiketnya orang 3 naek banana boat.”kataku pada
masnya. “Iya dek,ini pakai pelampung dulu.Bisa gak pakeknya?Kalok enggak tak
pakein.”kata masnya. “Bisa kok mas.” “Yaudah agak di rapetin ya pelampunya kamu
naek banana boatnya tunggu bentar ya.Nunggu yang ini balik dulu.” “Iya mas.”
“Tunggu di sini aja, biar nanti gak keduluan orang lain.” Beberapa menit kemudian.
“Nah,sekarang giliranmu.Naek’o.Pegangan tali ini yang erat ya biar gak jatuh.”
“Iya mas beres.”
Pada saat aku naik
banana boat rasanya jantungku seperti mau copot
. Orangnya menyetir kapal dengan ngebut dan cepat sehingga banana
boatnya seperti mau oleng. Untung aja tidak oleng. “Wihhh mbak,sumpah takut aku
tadi itu.”kata dek Ovi padaku. “Aku juga dek aslinya.Rasane pengen pipis ae aku
sangking deg-degane.” “Tapi rasane koyok
pengen lagi yo mbak.Soale seru seh.” “Iyo dek,liaten a sampek bajuku basah
semua.” “Ayo lagi a ?”kata kakak padaku dan dek Ovi. “Ayooooo.”aku dan dek Ovi
menjawab serempak. “Sekarang gantian yang bilang sama ayah siapa,tadi aku udah
sekarang aku gak mau lagi. ” kataku pada kakak dan dek Ovi. “Ya ampun dek
bilang gitu ae gak mau.Perhitungan banget se anak ini.” “Lek gitu knapa gak
kamu aja?knapa kamu gak mau?”kataku pada kakak. “Yaudah bilang ke ayahnya
bareng-bareng ae cek impas semuanya.” Setelah itu aku menghampiri ayah yang
sedang makan es degan dan minta uang untuk beli karcis banana boat lagi.
Setelah naik banana boat untuk yang kedua kalinya, rasanya kurang puas kalau
tidak mencoba permainan air yang menurutku menakutkan. Awalnya aku tidak mau
karen takut. Tapi karena penasaran dan rasa ingin mencoba, akhirnya aku memberanikan
diri walaupun pada dasarnya aku takut. “Rasanya lebih enak naik yang ini
ya.Tapi lebih medeni.” Kataku pada kakak. “Mangkanya ojok ketakutan dulu asik
kan? Aku pengen lagi .” “Wes enggak mbak,aku gak mau lagi. Aku takut mbak
sumph. Aku naek tadi gak ada ekspresinya sangking ketakutan takut jatuh.Lek aku
mending banana boatnya.”kata dek Ovi padaku dan kakak.
“Yawes sekarang makan
es degan terus mbersihno badan yuk.”ajakku pada kakak dan dek Ovi. Setelah puas
makan es degan, kami melanjutkan perjalanan untuk mencari hotel. Tetapi setelah
kami muter-muter, kami tidak juga mendapat hotel karena banyak yang suah penuh.
“Oiyaya ma , kan ada hotel baru di deketnya Pantai Kuta.” Kata ayah pada mama.
“Cobak aja yah.Mungkin aja ada yang kosong.” Akhirnya kamipun mencoba datang ke
hotel itu.” Tunggu di sini dulu ya nak, mama sama ayah tak tanyak dulu ada
kamar apa enggak.” Setelah menunggu agak lama,akhirnya mama dan ayah keluar
dari ruang recepcionist. “Ada ma?”tanya kakak pada mama. “Alhamdulillah ada.”
“Yah,kan kita deket Pantai Kuta,aku kan belum pernah ke Pantai Kuta,mumpung di
Bali kita sekalian aja ke sana,sekalian basah.” “Ayo,brarti ini gak usah turun
ya,turunnya nanti aja habis dari Kuta.” Akhirnya kamipun melanjutkan perjalanan
ke Pantai Kuta. “Wihhh bagusnya Pantai Kuta.Banyak bulenya lagi.”kata dek Ovi.
“Iya dek,banyak pemandangan indah,bulenya ada yang ganteng lagi hahaha.”kataku
pada dek Ovi. ”Laute bagus ya mbak.”kata dek Bimo pada dek Ovi. “Ayo cari
tempat teduh dulu buat eyang-eyang.kasian eyang-eyang kepanasan.”kata mama pada
kami. Setelah dapat, kami meminjam tikar di tempat persewaan tikar. Selagi
eyang-eyang, mama, ayah, kakak duduk-duduk sambil makan rujak manis untuk
mengganjal perut, aku, dek Ovi dan dek Bimo bermain air dan pasir sampai baju
kami basah semua. ”Ayo pulang ke hotel.”kata mama kepada kami. “Yah mama, lagi
asik nih.”. “Kasian eyang-eyang udah capek,kapan-kapan kan bisa kesini
lagi.”kata mama kepadaku. Dengan agak berat hati, aku mengikuti mama kembali ke
hotel. Setelah sampai hotel, aku
langsung mandi karena badanku lengket semua oleh air laut dan pasir . Selesai
mandi aku beristirahat dengan menonton tv. “Kamar kalian ini mama carikan yang
pas sama pemandangan pantai Kuta lho.”kata mama kepadaku dan kakak. Aku dan
kakak langsung keluar ke balkon memastikan apakah benar yang dikatakan mama
tadi. “Wih,iya on,lha itu ombaknya.”kataku pada kakak. Setelah itu kami
berkeliling dan bemain fasilitas di hotel itu seperti PS, rumah boneka dll.
Karena kelelahan akhirnya kami sampai ketiduran.
Keesokan harinya, kami
melanjutkan perjalanan kami ke Pasar Ubung Bali untuk berbelanja dan membeli
oleh-oleh. Setelah puas berbelanja, kami melanjutkan perjalanan lagi ke Tanah
Lot untuk melihat matahari terbenam. “Aduh kok macet se?”kata kakak. “Iya i,gak
enak ya.”keluhku.”Udahlah gak usah ngeluh ,namanya juga musim liburan pasti
macet.Nikmati aja.”kata mama kepadaku dan kakak
“Akhirnya sampai juga
di sini”kataku. Karena panas, akhirnya kami menyempatkan diri untuk membeli
topi di Tanah Lot. ”Udah selesai belinya?Ayo jalan lagi.”kata ayah kepada kami.
Lalu kami menuju ke Tanah Lot . Perjalanan yang cukup jauh membuat kami lapar.
Lalu kami mencari tempat makan. Setelah makan dan puas kami melanjutkan
perjalanan lagi. “Wih bagus ya pantainya.”kataku. “Ada puranya lagi di tengah
pantai.”kata kakak. “Ayo foto-foto pemandangannya bagu lho.” Lalu kami
berfoto-foto. “Mah, sunsetnya mana?”kataku. “Gak ada sayang, gak keliatan
soalnya mendung.” “Oalah,sayang ya.”kataku. “Ayo kita pulang eyang-eyang udah
capek.Tapi kita beli oleh-oleh dulu ya di psarnya buat temen-temen mama di
kantor.” Setelah puas beli oleh-oleh, aku dan keluargaku pulang. Di
tengah-tengah perjalanan pulang, tiba-tiba ban mobilnya kempes. “Waduh gimana
ini yah?” kata mama pada ayah . “Bentar ma, ayah tak cari bantuan.” Akhirnya
ayah dapat bantuan, dan kami bisa melanjutkan perjalanan pulang kami lagi.
Analisis Cerpen
1. Tema
: Tentang liburan
2. Alur
: Maju karena cerita diceritakan urut dari awal-akhir
3. Setting
: 1. Suasana:
-Senang :
· Hati
senang sekali mendengar eyang mau pergi.
· Rasanya
hatiku senang sekali dengan kejutan yang mereka buat.
-Kecewa :
· Dengan
agak berat hati, aku mengikuti mama kembali ke hotel.
-Tegang :
· Pada
saat aku naik banana boat rasanya jantungku seperti mau copot .
2. Tempat
-Di rumah:
· Untuk
menentukan tempat liburanaku berlari menghampiri ayah yang sedang duduk di
depan tv liat acara kesukaannya.
· Tante
Ari dan anak-anaknya pun sudah ada di rumahku.
-Di Daerah Paiton :
· “Ini
di daerah Paiton dek.” “Paiton yang pembangkit listrik pakek tenaga uap itu a
ma?”
-Di dalam kapal:
· Karena
penasaran dengan keadaan kapal, aku mengajak mama melihat-lihat kapal.
-Di Pelabuhan:
· Akhirnya
aku sampai juga di Pelabuhan Ketapang,Banyuwangi.
-Di Bali :
· “Wuihhh
Bali bagus ya.Pemandangannya bagus, asri lagi.”kataku pada kakak.
-Di Pantai Sanur
· Di
Pantai Sanur keadaannya ramai. Banyak rombongan yang datang dari luar kota
untuk melihat keindahan Pantai Sanur.
-Di Pantai Nusa dua
· Setelah
puas makan, aku melanjutkan perjalanan ke Pantai Nusa Dua Bali.
-Di Pulau Penyu
· Akhirnya
kami sampai juga di Pulau Penyu.
-Di Pantai Kuta
· “Wihhh
bagusnya Pantai Kuta.Banyak bulenya lagi.”kata dek Ovi.
-Di Hotel
· “Kamar
kalian ini mama carikan yang pas sama pemandangan pantai Kuta lho.”kata mama
kepadaku dan kakak.
-Di Pasar Ubung
· Keesokan
harinya, kami melanjutkan perjalanan kami ke Pasar Ubung Bali untuk berbelanja
dan membeli oleh-oleh.
-Di Pantai Tanah Lot
· “Akhirnya
sampai juga di sini”kataku. Karena panas, akhirnya kami menyempatkan diri untuk
membeli topi di Tanah Lot.
3.Waktu
-Malam hari
· Tak
terasa ternyata sudah malam. Waktunya aku berangkat. Rasanya berat meninggalkan
rumah.
·
-Pagi hari
· Keesokan
harinya pagi-pagi setelah aku habis mandi, tiba-tiba mama, ayah, eyang, kakak,
dek Ovi dan dek Bimo bernyanyi lagi selamat ulang tahun.
· Tepat
pukul 06.30, akhirnya aku sampai juga di Pantai Sanur Bali.
-Siang hari
· “Akhirnya
sampai juga di sini”kataku. Karena panas, akhirnya kami menyempatkan diri untuk
membeli topi di Tanah Lot.
4.Tokoh dan Watak
1.Aku : - Suka mengeluh
· “Iya
i,gak enak ya.”keluhku
- Percaya Diri
· Lalu
aku menyalakan handycam dan mulai melakukan penyutingan
- Agak penakut
· Awalnya
aku tidak mau karen takut
2.Ayah : - Baik
· “Yah,fotoin
aku sama penyu yah.”
3.Mama :- Perhatian pada kedua orang tua
· “Ayo
cari tempat teduh dulu buat eyang-eyang.kasian eyang-eyang kepanasan.”kata mama
pada kami.
4.Eyang : - Tidak suka bepergian
· “Aduh......
gak usah lah aneh-aneh ae.Badan eyang ini sakit semua.Males eyang pergi-pergi.”
5.Kakak : -
Egois
· Perhitungan
banget se anak ini.” “Lek gitu knapa gak kamu aja?knapa kamu gak mau?”kataku
pada kakak.
- Tidak sabaran
· “Aduh
kok macet se?”
6.Tante Ari : -Baik
7.Dek Ovi : - Penakut
· “Wihhh
mbak,sumpah takut aku tadi itu.”kata dek Ovi padaku.
8.Dek Bimo : - Penakut dan tidak mau mencoba
· “Dek,masak
kamu gak berani pegang penyu?Penyunya lho gak gigit.Pegangen bentar a .Masak
cowok gak berani pegang?”kataku pada dek Bimo yang penakut dan selalu tidak mau
mencoba dulu.
9.Pawang Penyu : -Baik
· “Pak
aku mau pegang.Tapi yang kecil aja.”kataku pada bapak pawang penyu. Lalu pawang memberi aku penyu kecil yang
lucu.
10.Pemandu Permainan :
- Suka membantu
· “Iya
dek,ini pakai pelampung dulu.Bisa gak pakeknya?Kalok enggak tak pakein.”kata
masnya.
5.Amanat
Kita harus berani dalam melakukan apapun selagi
positif. Kita juga harus mencoba hal-hal baru dan jangan takut akan hal-hal
baru tersebut.
6. Sudut Pandang Pengarang
v
Aku dan kami (1 keluarga) sebagai pelaku utama
vPawang
penyu dan Pemandu permainan sebagai pelaku pembantu
Biodata
Penulis :

Kelas : 9
Sekolah
: SMPN 20 Malang
Hobi : Maen game, liat tv,makan
Cita-Cita : Dokter
Warna kesukaan : Biru
Makanan kesukaan : Juice melon
Minuman
kesukaan : Nasi goreng
Alamat : Jl. Sulfat Agung 7 no. 31 Malang
0 komentar:
Posting Komentar